Powered By Blogger

Sudut Kreatif

Saturday, December 26, 2009

Berhenti sebelom mati


Imam Muhammad Al Baqir As berkata :

"ISLAM ditegakkan atas 5 perkara :

~ Mendirikan Sholat
~ Menunaikan Zakat
~ Haji di Baitullah
~ Puasa di Bulan Ramadhan
~ Menjadikan Ahlulbait Sebagai pemimpin.

Yang 4 perkara masih ada keringanan sedang yang satu perkara (berwilayah kepada Ahlul Bayt) tidak ada keringanan. Sesiapa yang tidak mempunyai harta tidak diwajibkan zakat, Sesiapa yang tidak mempunyai harta tidak diwajibkan berhaji, Sesiapa yang tidak bisa berdiri (karena sakit), boleh sholat dengan duduk dan tidak berpuasa. Namun berwilayah kepada Ahlulbayt (menjadikan Ahlulbayt sebagai pemimpin) adalah wajib bagi yang sakit ataupun sehat, bagi yang berharta maupun yang tidak berharta" [ Wasail Syiah Juz 1 Hal.14 ]


Al Karim Surah An Nisa ayat 59

"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul-Nya dan taati pula Ulil Amri (para Imam) di antara kalian."

Secara tegas Allah SWT mewajibkan semua orang-orang yang beriman untuk mentaati "Ulil Amri" secara mutlak. Dan, menaati mereka sama dengan mentaati Rasulullah saw.

Sekaitan dengan ayat di atas, Jabir bin Abdillah bertanya, "Ya Rasulullah, siapakah orang-orang yang wajib ditaati seperti yang diisyaratkan dalam ayat ini?"

Rasulullah saw menjawab, "Yang wajib ditaati adalah para khalifahku wahai Jabir, yaitu para imam kaum muslimin sepeninggalku nanti. Imam pertama mereka adalah Ali bin Abi Thalib, kemudian Hasan, kemudian Husein, kemudian Ali bin Husein, kemudian Muhammad bin Ali yang telah dikenal di dalam kitab Taurat dengan nama "Al-Baqir" dan engkau akan berjumpa dengannya wahai Jabir. Apabila engkau nanti berjumpa dengannya, maka sampaikanlah salamku kepadanya. Kemudian setelah itu As-Shadiq Ja'far bin Muhammad, kemudian Musa bin Ja'far, kemudian Ali bin Musa, kemudian Muhammad bin Ali, kemudian Ali bin Muhammad, kemudian Hasan bin Ali, kemudian yang terakhir ialah Al-Mahdi bin Hasan bin Ali sebagai Hujjatullah di muka bumi ini dan Khalifatullah yang terakhir.

Rujuk ke Ghayah al-Maram, jilid 10, hal. 267, Itsbat al-Hudat, jilid 3/123 dan Yanabi' al-Mawaddah, hal. 494, 443-Qundusi al hanafi


Surah An Nisa ayat 59 - Perintah Mentaati Ulil Amri

"Hai orang-orang yang beriman taatlah kamu kepada Allah, dan taatlah kamu kepada Rasul-Nya dan Ulil Amri kamu."

Yang dimaksud "Ulil Amri" dalam ayat ini adalah Ali dan para Imam dari keturunannya.

-Imam Ali bin Abi Tholib AS (40 H)
-Imam Hasan bin Ali al-Mujtaba AS ( 50 H)
-Imam Husein bin Ali asy-Syahid AS (61 H)
-Imam Ali Bin Husein Zainal Abidin as-Sajjad AS (95 H)
-Imam Muhammad bin Ali al-Baqir AS (114 H)
-Imam Ja'far bin Muhammad ash-Shodiq AS (148 H)
-Imam Musa bin Ja'far al-Kadhim AS (183)
-Imam Ali bin Musa ar-Ridho AS (203)
-Imam Muhammad bin Ali al-Jawad AS (220 H)
-Imam Ali bin Muhammad al-Hadi AS (254 H)
-Imam Hasan bin Ali al-Askari AS (260 H)
-Imam Abul Qasim Muhammad bin Hasan al-Mahdi AFS (lahir 15 Sya'ban 255 H dan masih hidup)

{ Yanabi'ul Mawaddah, oleh Syaikh Sulaiman Al-Qundusi Al-Hanafi, halaman 134 dan 137, cet,. Al-Haidariyah; halaman 114 dan 117, cet. Islambul. Syawahidut Tanzil, oleh Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, jilid 1, halaman 148, hadis ke 202, 203 dan 204. Tafsir Ar-Razi, jilid 3, halaman 357. Ihqaqul Haqq, oleh At-Tastari, jilid 3, halaman 424, cet. Pertama, Teheran. Faraid As-Samthin, jilid 1, halaman 314, hadis ke 250. }

Sunday, October 11, 2009

Siapa Aku?


Oleh : USTAZ HADI HUDA (diedit ke bahasa Malaysia oleh Abu Wajihah)

Ilmu merupakan salah satu nilai luhur yang dibawa oleh ajaran Islam dan yang tegak di atasnya kehidupan manusia, baik secara moral maupun material, duniawi mahupun ukhrawi. Islam menjadikannya sebagai jalan menuju keimanan dan yang memotivasi amal. Nikmat ilmulah yang menyebabkan manusia diberikan amanah oleh Allah sebagai 'khalifah' di atas mukabumi ini. Sesungguhnya Islam adalah agama ilmu dan al-Quran adalah kitab ilmu. Ayat al-Quran yang pertama sekali turun kepada Rasulullah (saw) adalah "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakanmu."(surah al-'Alaq,ayat:1)

Membaca adalah kunci untuk memahami ilmu dan al-Quran merupakan "Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang berilmu."(surah al-Fushshilat,ayat:3)

Al-Quran telah menjadikan ilmu sebagai asas dan kayu ukur kemuliaan di kalangan manusia.Allah (swt) berfirman: "Apakah sama orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu?."(surah az-Zumar,ayat:9)

Sebagaimana juga al-Quran telah menjadikan 'ahlul ilmi'(ahli ilmu) sebagai syuhada' (orang-orang yang bersaksi) terhadap keesaan Allah bersama para Malaikat. Firman Allah (swt): "Allah telah bersaksi bahawasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,(demikian pula) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu, yang menegakkan keadilan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."(surah Ali 'Imran,ayat:18)

Demikian juga 'ahlul ilmi' adalah orang-orang yang paling takut kepada Allah (swt) dan bertaqwa kepadaNya. FirmanNya: "Sesunggungnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya hanyalah orang-orang yang berilmu ('ulama)."(surah Fathir,ayat:28)

Maka tidak ada yang takut kepada Allah kecuali orang-orang yang bermakrifat kepadaNya. Allah (swt) itu boleh dikenal melalui tanda-tanda kekuasaanNya dan rahmatNya kepada para makhlukNya. Oleh kerana itu, secara umumnya masalah ini dimasukkan dalam perbahasan tentang alam semesta, sebagaimana firmanNya:

1-"Tidakkah kamu melihat bahawasanya Allah telah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka ragam jenisnya. Dan di antara gunung-ganang itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada pula yang hitam pekat. Dan demikian pula di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya hanyalah orang-orang yang berilmu ('ulama). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."(surah Fathir,ayat:27-28)

2-"...Dan bertakwalah kepada Allah, nescaya Allah akan mengajarmu dan Allah Maha Mengetahui akan segala sesuatu."(surah al-Baqarah,ayat:282)Rasulullah (saw) bersabda: "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap lelaki dan perempuan."(al-Majlisi,Bihar al-Anwar, Jilid 1,ms 177)

Menurut Islam, menuntut ilmu itu adalah suatu bentuk ibadah yang agung yang mampu membawa pelakunya ke syurga. Namun, tujuan di sebalik menuntut ilmu itu adalah lebih utama dari menuntut ilmu itu sendiri.Imam Ali bin Abi Thalib (as) bersabda: "Ilmu itu ada tiga bahagian: pemahaman dalam agama, pengetahuan tentang kesihatan tubuh badan dan kemampuan dalam mengendalikan lidah ketika berbicara."(Kunuz al-Hikmah,ms 365)

Mencari ilmu dengan niat yang ikhlas, demi mencapai keredhaan Allah dan berbakti kepada makhlukNya, bakal membawa seseorang itu menuju ke syurga dan ditemani oleh para Anbiya' dan Auliya'.Nabi (saw) bersabda: "Dunia ditegakkan dengan 4 perkara: orang berilmu yang mengamalkan ilmunya, orang bodoh yang tekun belajar, orang kaya yang tidak bakhil dengan kebaikan dan orang fakir yang tidak menjual akhiratnya."Imam Ali ar-Ridha (as) bersabda: "Sahabat setiap orang adalah kearifannya dan musuhnya adalah kejahilannya."(Ushul al-Kafi,Jilid:1,ms:11)

Nabi (saw) bersabda: "Ketahuilah bahawa ilmu itu lebih baik dari amal. Seorang alim ialah yang mengamalkan ilmunya meskipun sedikit."(Madinah al-Balaghah,Jilid:1,ms:106)

Nabi (saw) bersabda: "Manusia yang paling lapar adalah orang yang mencari ilmu, manusia yang paling kenyang adalah orang yang tidak mahu mencarinya."(Kanz al-Ummal,no:28932)

Sebaliknya, menuntut ilmu demi untuk tujuan peribadi, bermegah-megah atau memiliki tujuan-tujuan duniawi hanya menjerumuskan seseorang itu ke lembah kehancuran, kejahilan, kerosakan dan akhirnya akan membawa seseorang itu ke neraka.

Nabi (saw) bersabda: "Sesiapa yang mempelajari ilmu untuk dipamerkan, kebanggaan dan duniawi, Allah akan menghilangkan keberkatannya, menyempitkan hidupnya dan membiarkannya sendirian."(Wahj al-Balaghah)

Nabi (saw) bersabda:"Sesiapa yang beramal tanpa ilmu, ia akan lebih banyak merosak daripada memperbaiki."(Wahj al-Fashahah).

Imam Ali bin Ali (as): "Orang yang paling celaka ialah orang yang dikenal ilmunya tapi tidak dikenal amalnya."(Ghurar al-Hikam)
Kelebihan Menuntut Ilmu :
Nabi Muhammad (saw) bersabda: "Mereka yang melangkah di jalan pencarian ilmu, Allah akan membawanya terus ke jalan syurga. Sesungguhnya, para Malaikat merasa gembira menebarkan sayap mereka untuk menaungi para pencari ilmu, bahkan seluruh makhluk termasuk ikan di laut memohon keampunan buat para pencari ilmu. Kedudukan orang yang alim ke atas orang yang 'abid(ahli ibadah) adalah seperti kelebihan bulan purnama ke atas bintang-bintang pada malam bulan purnama. Para ulama' adalah pewaris para Anbiya' kerana para Anbiya tidak meninggalkan kekayaan tetapi ilmu pengetahuan. Maka beruntunglah mereka yang menelusuri di jalan ini."(al‑Kulaini,al‑Kafi,Jilid:1,kitab fadl al‑'ilmi,hadith:1)
Ciri-ciri Orang Yang Berilmu :
Ilmu apabila diraih dan diamalkan dengan tulus dan ikhlas kerana Allah, mampu mengubah seseorang itu menjadi 'manusia malaikat' yang mana amalan dan ucapannya adalah manifestasi alam yang tinggi
.

Imam Ali bin Abi Thalib (as) bersabda: "Wahai para pencari ilmu! Ilmu itu memiliki banyak keutamaan. Jika anda membayangkan ilmu sebagai manusia, kepalanya adalah kerendahan hati, matanya adalah kebebasan dari dengki, telinganya adalah kefahaman, lidahnya adalah kebenaran, ingatannya adalah pemikiran, hatinya adalah niat yang tulus, kebijaksanaannya adalah ilmu (ma'rifat) akan segala sesuatu, tangannya adalah kasih sayang, kakinya adalah perjalanan kepada ulama', azamnya adalah kejujuran, hikmahnya adalah kewarakan, gerakannya adalah menuju keselamatan, nakhodanya adalah tingkah yang baik, tunggangannya adalah keimanan, senjatanya adalah bicara yang sopan, pedangnya adalah keredhaan, busurnya adalah tolak ansur, tenteranya adalah musyawarah dengan ulama', kekayaannya adalah akhlak yang terpuji, simpanannya adalah menjauhi dosa, perniagaannya adalah sifat-sifat baik, minumannya adalah kelembutan, ikutannya adalah petunjuk Tuhan dan temannya adalah cinta kepada yang terpilih."(al‑Kulaini,al-Kafi,kitab fadl al-‘ilmi,bab al‑nawadir,hadith:3)

Nabi (saw) pernah ditanya: "Apakah ilmu?," baginda (saw) menjawab, "Diam," baginda (saw) ditanya lagi, "Kemudian?," baginda (saw) menjawab, "Mendengar dengan penuh perhatian," baginda (saw) ditanya lagi, "Lalu?," baginda (saw) menjawab, "Mengamalkan apa yang dipelajari," baginda (saw) ditanya lagi, "Setelah itu?," baginda (saw) menjawab, "Menyebarkannya."(al-Majlisi,Bihar al-Anwar,Jilid:2,ms:28)

Imam Ali bin Abi Thalib (as) bersabda: "Tiga tanda orang berilmu: Ilmu, Sabar dan Diam."(Ibid, Jilid:2,ms:59)
Larangan Menuntut Ilmu Untuk Tujuan Duniawi :
Menurut ajaran Ahlul Bait (as), adalah dilarang bagi seseorang itu menuntut ilmu untuk tujuan duniawi mahupun peribadi.Imam Ali bin Abi Thalib (as) bersabda: "Janganlah mencari ilmu kerana 4 sebab berikut:

1. Untuk membangga diri di hadapan orang yang alim,

2. Untuk berdebat dengan orang yang jahil,

3. Untuk mempamerkan diri kepada manusia,

4. Untuk menarik perhatian manusia demi menjamin kedudukan."(al-Majlisi,Bihar al-Anwar,Jilid:2,ms:31)

Seseorang yang berminat mencari ilmu, sebagai langkah permulaan, perlu menjalani proses penyucian jiwa (Tazkiyah an-Nafs), mencambahkan taqwa di dalam jiwanya, membebaskan dirinya dari niat yang tidak baik dan tidak benar, bertujuan duniawi serta sentiasa bermuhasabah diri. Harus diingat bahawa takut kepada Allah adalah ciri khusus para ulama' dan barangsiapa yang tidak memiliki ciri-ciri ini, ia dianggap berada di luar lingkungan mereka yang berilmu tanpa mempedulikan apapun kelebihan ilmu yang ia miliki.

Pada setiap langkah menuntut ilmu, seseorang itu haruslah memperbanyakkan meditasi dan merenung tujuan utama ia mencari ilmu. Bertanyalah kepada diri sendiri, mengapa kita menuntut ilmu? Adakah ianya bertujuan untuk menjamin kedudukan jawatan dan pangkat, bersaing dengan orang lain, meraih ganjaran duniawi atau status sosial? Apakah ilmu yang kita pelajari itu dicari semata mata untuk mengharapkan pujian dari orang lain? Atau adakah ianya demi mencari keredhaan Allah (swt) dengan berbakti kepada makhlukNya?

Ilmu yang diraih seharusnya menjadikan kita lebih berakhlak, ikhlas dalam perbuatan dan membuatkan kita semakin mencintai dan takut kepada Allah. Ilmu yang tidak disertai oleh tindakan dan perbuatan yang baik bukanlah ilmu dalam ertikata yang sebenar. Ilmu yang terbatas semata mata pada kata-kata dan tidak digunakan untuk berkhidmat kepada makhluk Allah adalah serendah-rendah ilmu dan akan hilang bersama berlalunya masa.Perhatikanlah tingkah laku kita sepanjang menuntut ilmu. Adakah ianya membuatkan kita semakin rendah hati dan sabar terhadap orang lain? Atau adakah ianya menjadikan kita semakin angkuh, bangga diri dan suka berdebat? Adakah dengan ilmu yang kita cari, menjadikan kita sulit menerima kebenaran dan mengakui kesalahan? Adakah kita memusuhi mereka yang lebih berilmu dari kita?

Imam Ali bin Abi Thalib (as) berkata: "Tiadalah kebanggaan yang sebenar melainkan bagi orang-orang yang berilmu kerana mereka sentiasa berada di atas jalan hidayah, mereka menunjukkan jalan hidayah kepada orang-orang yang memintanya. Memadailah ukuran bagi setiap seseorang itu kebaikan yang dilakukan sedangkan orang yang jahil sentiasa memusuhi orang-orang berilmu. Maka rebutlah kesempatan menuntut ilmu supaya kita dapat hidup selamanya kerana pada hakikatnya, manusia itu semuanya mati sedangkan orang-orang yang berilmu akan terus hidup."

Saturday, September 12, 2009

Tafsir Surat AL-MAIDAH: 55


Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib (sa)

ِإِنَّمَا وَلِيُّكُم اللهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ

“Sesungguhnya tiada lain pemimpin kalian adalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang menegakkan shalat dan menunaikan zakat ketika sedang ruku’.”

Para ulama dari kalangan mazhab Ahlul bait (sa) sepakat bahwa ayat ini turun ketika Imam Ali (sa) bersedekah, memberikan cincinnya kepada peminta-minta saat beliau sedang ruku’ dalam shalat.#(Pendapat para mufassir)

Pertama: Al-Qadhi Al-Iji (wafat tahun 756 H) mengakui dalam kitabnya Al-Mawaqif fi ilmil kalam bahwa mufassir sepakat ayat ini turun berkaitan dengan Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib (sa). (Al-Mawaqif fi ilmil kalam, halaman 405).

Kedua: Al-Jurjani (wafat tahun 816 H) juga mengakui dalam kitabnya Syarah Al-Mawaqif fi ilmil kalam bahwa para mufassir sepakat ayat ini turun berkaitan dengan Imam Ali (sa). (Syarah Al-Mawaqif, jilid 8, halaman 360).

Ketiga: Alauddin Al-Qasyaji As-Samarqandi mengakui bahwa para mufassir dari Ahlussunnah sepakat, ayat ini turun sehubungan dengan Imam Ali bin Abi Thalib (sa). (Syarah Tajrid, Al-Qasyaji, halaman 368).Silahkan rujuk kitab-kitab tafsir berikut:

1. Ad-Durrul Mantsur, As-Suyuthi, jilid 2, halaman 293.

2. Fathhul Qadir, Asy-Syaukani, jilid 2, halaman 53.

3. Al-Kasysyaf, Zamakhsyari, jilid 1, halaman 649.

4. Tafsir Al-Munir, Al-Jawi, jilid 1, halaman 210.

5. Fathhul Bayan, jilid 3, halaman 51.

6. Zadul Masir fi ilm At-Tafsir, Ibnu Jauzi, jilid 2, halaman 383.

7. Tafsir Fakhrur Razi, jilid 12, halaman 26 dan 20.

8. Tafsir Ibnu Katsir, jilid 2, halaman 71.

9. Ahkamul Qur’an, Al-Jashshash, jilid 4, halaman 102.

10. Tafsir An-Nasafi, jilid 1, halaman 289.

11. Kanzul Ummal, jilid 45, halaman 146, hadis ke 416.

12. Tafsir Jalayn, halaman 213.

#(Pendapat ahli hadis)Para ulama ahli hadis meriwayatkan hadis-hadis bahwa ayat ini turun sehubungan dengan Imam Ali bin Abi Thalib (sa). Mereka tersebut adalah:

1. Al-Hafizh Abdurrazzaq Ash-Shan’ani, penulis kitab Al-Mushannif, beliau guru Bukhari.

2. Al-Hafizh Abd bin Hamid, penulis kitab Musnad.

3. Al-Hafizh Razin bin Muawiyah Al-Andalusi, penulis kitab Al-Jam’u bayna Ash-

4. Shahhah As-sittah.

5. Al-Hafizh An-Nasa’i, penulis Shahih An-Nasa’i.

6. Al-Hafizh Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, penulis kitab Tarikh yang masyhur.

7. Ibnu Abi Hatim Al-Hafizh Ar-Razi, Muhaddist dan mufassir yang terkenal, yang diyakini oleh Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Minhajus sunnah bahwa dalam tafsir Ibnu Abi Hatim tidak ada hadis-hadis yang maudhu’.

8. Al-Hafizh Abu Syeikh Al-Ishfahani.

9. Al-Hafizh Ibnu Asakir Ad-Damsyiqi.

10. Al-Hafizh Abu Qasim Ath-Thabrani.

11. Al-Hafizh Al-Khathib Al-Baghdadi.

12. Al-Hafizh Abul Farj Ibnu Al-Jauzi Al-Hanbali.

13. Al-Hafizh Muhibuddin Ath-Thabari, guru besar di Mekkah.

14. Al-Hafizh Jalaluddin As-Suyuthi, pembaharu di kalangan Ahlussunnah abad kesepuluh.

15. Al-Hafizh Syeikh Ali Al-Muttaqi Al-Hindi, penulis Kanzul ummal.


Mereka adalah ulama Ahli hadis dari kalangan Ahlussunnah dari berbagai abad, mereka meriwayatkan hadis bahwa ayat ini turun ketika Imam Ali bin Abi Thalib (sa) mensedekahkan cincinnya ketika ruku’ dalam shalat.

Al-Alusi, penulis tafsir Ruhul Ma’ani berkata: Umumnya ahli hadis mengatakan bahwa ayat ini turun untuk Ali (karramallahu wajhah). (Tafsir Ruhul Ma’ani, Al-Alusi, 6/168).Umumnya para mufassir dan ahli hadis sejak masa Bukhari hingga abad kesebelas, menetapkan hadis tersebut dan berkata bahwa ayat ini turun untuk Imam Ali bin Abi Thalib (sa).

Jika kita membaca tafsir Ibnu Kasir, tentang tafsir ayat ini, kita akan dapati bahwa ia mengakui keshahihan sebagian sanad riwayat ini. Tetapi, walaupun Ibnu Katsir mengakui keshahihannya, kami tetap memandangnya sebagai tokoh yang ta’ashshub dalam tafsir dan tarikhnya. Padahal para ulama peliti hadis ini menyatakan bahwa hadis ini adalah shahih. Para ulama ahli hadis dari Ahlul bait (sa) telah meneliti pernyataan ulama-ulama tersebut, dan menyatakan sanad-sanad hadis tersebut shahih.Antara lain hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya (tafsir Ibnu Abi Hatim 4/162). Ia meriwayatkan dari Abu Said Al-Asyaj dari Fadhl bin Dakkin, dari Musa bin Qays Al-Hadhrami, dari Salamah bin Kuhail, ia berkata:

Ali mensedekahkan cincinnya ketika ia sedang ruku’, kemudian turunlah ayat ini Al-Maidah: 55.

Al-Alusi mengatakan umumnya ahli hadis menyatakan hadis ini shahih.Hassan bin Tsabit, seorang sahabat terkenal, mengatakan dalam syairnya:

زكاةً فدتك النفس يا خيرَ راكعِ فأنت الذي أعطيت إذ كنت راكعاًوأثبتها أثنى كتاب الشرايع فأنزل فيك الله خيرَ ولاية

Zakat telah menjadi tebusan dirimu wahai sebaik-baik orang yang ruku’ Engkaulah yang memberikan saat engkau sedang ruku’Syariat menetapkan dan memujinya sehingga Allah menurunkan padamu sebaik-baik wilayah.(Ruhul Ma’ani, Al-Alusi, 6/168)

Saturday, September 5, 2009

Tanggis Darah [I]


Pertama-tama marilah kita dengar beberapa sabda Nabi Muhammad saw. tentang Husain "Husainun minni wa ana min Husaini. Ahabballah man ahabba Husaina. Husain sibthun minal asbath. " (Husain adalah bagian dari diriku, dan aku adalah bagian dari diri Husain. Semoga Allah mencintai orang yang mencintai Husain, dan Husain adalah cucu istimewa dari cucu-cucuku".Hadis lain, "Innal Hasana wal Husain Sayyida syababi Ahlil Jannah",Sungguh Hasan dan Husain adalah dua pemuka pemuda sorga. Ibnu Hajar mencatat dalam kitabnya at-Tahzib riwayat Ummu salamah,: "Suatuhari Hasan dan Husain sedang bermain di rumahku, di hadapan datuknya Rasulullah saw. Tidak lama berselang, malaekat Jibril datang. Dia berkata sambil menunjuk ke arah Husain, "ya Muhammad, kelak ummatmu akan membunuh putramu ini. Mendengar itu Nabi kemudian menangis.Dipanggilnya Husain dan dipeluknya erat-erat ke dadanya. Kemudian Nabi memanggilku, kata UmmuSalamah, dan memberiku sebongkah tanah. Setelah mencium bongkahan tanah itu, Nabi berkata, "ya Ummu Salamah, di tanah ini ada bau Karbun wa Bala'.Kelak apabila ia berubah menjadi darah, ketahuilah bahwa di saat itu putraku ini syahid bermandikan darah.'Lima puluh tahun setelah wafat baginda Rasulullah saw, tepatnya tanggal 10 Muharram tahun 61 Hijriah, tragedi Karbala yang diucapkan oleh Nabi tersebut menjadi kenyataan. la bermula dari keengganan Husain as. untuk memberikan bai'at kepada Yazid bin Mu'awiyah sepeninggal ayahnya.Kepada al-Walid, gubernur Madinah, Imam Husain berkata, " Ayyuhal Amir! Kami adalah Keluarga Nabi, Tambang Risalah, Tempat Kunjungan para malaekat, dan pusat rahmat Illahi. Karena kamilah maka Allah membuka dan mengakhiri segala sesuatu. Sementara Yazid adalah seorang yang fasik, peminum arak, pembunuh nyawa yang tak berdosa dan terang- terangan melanggar perintah Allah. Orang seumpamaku takkan mungkin akan memberinya bai'at"Ketika Husain didesak oleh orang-orang Mu.awiyah, terutama oleh Marwan bin Hakam, seorang yang dikatakan oleh Nabi sebagai al-la'in ibnul la'in, dengan nada yang tinggi Husain berkata, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un... Apabila bai'at ini diberikan kepada Yazid, itu berarti pengkhianatan kepada agama Islam. Bagaimana mungkin ummat ini akan dibiarkan dipimpin oleh orang seperti Yazid." Husain kemudian berkata: 'Wahai musuh Allah! Enyahlah engkau dariku. Kami adalah keluarga Rasulullah. Kebenaran ada pada kami. Dan al-haq pasti keluar dari lisan kami.Suasana mencekam di kota Madinatur Rasul karena ancaman Yazid atas nyawa Husain menyebabkan Husain berpikir untuk pergi ke kota Mekah. Sebelum pergi, Husain as. berkunjung ke pusara datuknya di tengah malam gulita, sambil berkata: Assalamu 'alaika ya Rasulallah! Anal Husain ibnu Fathimah. Ana Farkhuka wabnu Farkhika. Salam sejahtera kepadamu wahai Rasulallah Aku adalah Husain putranya Fatimah. Aku adalah anakmu dan anak dari putrimu. Aku adalah cucumu yang kau tinggalkan kepada ummatmu. Saksikan lah wahai Nabi Allah bahwa mereka telah menghinaku dan mengabaikan hak-hakku serta tidak memeliharaku. Inilah keluhanku kepadamu hingga kelak aku berjumpa denganmu..."Kemudian Husain berdiri shalat, ruku' dan sujud sepanjang malamnya di samping pusara kekasihnya Rasulullah saw. Usai shalat Husain berdo'a:Allahumma! Inna hadza qabru nabiyyika Muhammad... Ya Allah! Ini adalah pusara Nabi-Mu Muhammad, sementara aku adalah putra dari putrinya Muhammad. Engkau Mahatahu derita yang apa kini datang kepadaku. Allahumma ya Allah! Sungguh aku cinta pada yang ma'ruf dan benci pada yang munkar. Aku bermohon kepada-Mu ya Dzal Jalali wal Ikram, demi pusara ini dan demi penghuninya, agar Kau pilihkan untukku sesuatu yang di dalamnya Kau redha padaku.""Menjelang subuh, Husain kemudian meletakkan kepalanya ke pusara Rasulullah saw. Di sana kemudian ia sejenak tertidur. Dalam tidur itu ia melihat Nabi saw datang dengan serombongan malaekat kepadanya. Dipeluknya Husain erat-erat ke dadanya. Diciumnya antara kedua matanya. Kemudian Nabi berkata, "Wahai putraku Husain! Sepertinya sebentar lagi kau akan terbunuh dan tersembelih di sebuah tempat dan bumi karbun wa bala'. Di sana kau dikepung oleh sekumpulan orang dari ummatku, dalam keadaan kau haus dan tidak diberi air minum. Tapi mereka masih mengharapkan syafaatku di hari kiamat. Demi Allah, kelak aku tidak akan memberi mereka syafaat di hari kiamat..."Setelah kunjungan terakhir ke pusara Rasulullah saw., Husain kemudian berangkat ke kota Mekah bersama seluruh anggota keluarganya. Syaikh Mufidmeriwayatkan, di saat Husain meninggalkan kota Mekah, Husain membaca ayat yang ada dalam surah al-Qashas (28) ayat 21, "fa kharaja minha khaifan yataraqqabu, qala rabbi najjini minal qaumidz dzalimin..." (Maka (Musa) keluar dari (kota) itu dengan ketakutan seraya berhati hati. Dia berkata, Ya Tuhanku, selamatkan aku dari kaum yang zalim.)Husain tiba di kota Mekah pada tangga 13 Sya'ban tahun 60 H. Di sana beliau dan keluarganya menetap sepanjang bulan Sya'ban, Ramadhan, Syawal dan Dzulkaidah. Sepanjang empat bulan itu Husain berjumpa dengan sebagian dari sahabat-sahabat Rasul yang masih hidup tak terkecuali Ibnu 'Abbas, Ibnu Umar, Ibnu Zubair dan sebagainya. Kepada mereka Husain sampaikan niatnya untuk tidak memberikan bai'at sedikitpun kepada Yazid, meskipun untuk itu ia akan berhadapan dengan kekerasan. Ketika sebagian dari mereka menasehati Husain untuk berdamai saja dengan Yazid, Husain malah menjawab, "Apakah aku akan berikan bai'at kepada Yazid dan berdamai dengannya, sementara Nabi saw. telah berkata sesuatu yang jelas tentangnya dan tentang ayahnya."Ibnu Umar mendesak Husain agar pulang saja ke kota Madinah untuk menghindari pertumpahan darah. 'tidak perlu Husain memberikan bai'at, tapi juga jangan menentang Yazid. Sebab wajah semulia Husain tidak layak ditumpahkan dan mandi bersimbahkan darah di hadapan Yazid al- mal'un. Tapi Husain menjawab ajakan Ibnu Umar dengan kata-katanya yang terkenal: ."Ya Ibnu Umar! Mereka tidak akan membiarkan aku begitu saja. Mereka akan tetap memaksaku membaiatnya atau membunuhku. Dengarkan baik-baik wahai hamba Allah! Di antara sebab mengapa dunia ini sangat hina di sisi Allah adalah sebuah tragedy dimana kepala Nabi Yahya bin Zakaria dipenggal oleh kaumnya dan kemudian ia dijadikan sebagai hadiah yang diberikan kepada pemimpin mereka yang zalim.Padahal kepala itu berbicara kepada mereka danmenyempurnakan hujahnya di hadapan mereka semua. Wahai hamba Allah! Jangan engkau lari dari membelaku. Ingatlah aku di saat-saat shalatmu. Demi Allah yang telah membangkitkan datukku Muhammad sebagai Nabi yang bashiran wa nadzira, seandainya ayahmu Umar bin Khattab hidup di zaman ini, niscaya dia akan membelaku seperti dia membela datukku. Wahai putra Umar! Apabila engkau tidak bersedia keluar bersamaku dan berat bagimu ikut bersamaku, maka itu kumaafkan.Namun jangan lupa untuk mendoakan aku setelah shalat-shalatmu. Jauhi mereka dan jangan kau berikan bai'at kepada mereka sampailah segala perkara menjadi jelas." Selama Husain berada di Mekah, ratusan bahkan ribuan surat dating kepadanya dari arah Kufah, Bashrah dan sekitarnya memintanya segera datang ke sana untuk dijadikan sebagai Imam mereka dalam menumbangkan kezaliman Yazid."Innahu laisa 'alaina Imam. Fa aqbil la'allaha an yajma `ana bika `alal haq", (Kami tidak punya Imam. Datanglah ke mari. Mudah- mudahan Allah akanmenyatukan kami denganmu di atas jalan kebenaran)" Begitu yang mereka tulis kepada Imam Husain.Pada tanggal delapan Dzulhijjah tahun 60 H. Husain meninggalkan kota suci Mekah menuju Irak. Malam sebelumnya ia sempat berjumpa dengan saudaranyaMuhammad bin al-Hanafiah. Saudaranya ini mengusulkan kepada Husain agar pergi saja ke tempat lain yang lebih amman, ke Yaman misalnya. Namun Husain meminta waktu untuk memikirkannya. Pada pagi harinya ketika ia berjumpa kembali dengan Husain, Muhammad al- Hanafiah menuntut janji jawaban Husain. Husain kemudian berkata, "Wahai saudaraku! Setelah kita berpisah tadi malam, aku berjumpa dengan datukku Muhammad saw. Katanya, "ya Husain ukhruj,fainnallaha qad syaa an yaraka qatilan" (ya Husain! Keluarlah, sebab Allah telah menghendaki melihatmu terbunuh (di jalan-Nya). "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un..." Gumam Hanafiah.Hari kesepuluh dari bulan Muharram tahun 61 Hijriah, adalah hari yang paling menyedihkan bagi keluarga Nabi saw. Betapa tidak. Di hari itu pasukan Husain yang berjumlah lebih kurang 78 orang telah dihadang oleh tak kurang dari 30,000 pasukan yang berkuda dan bersenjata lengkap untuk siap membantainya dan menawan putra-putrinya.Di sisi lain, air sungai Furat yang terbentang panjang dan menghidupi makhluk- makhluk padang Karbala, hatta anjing sekalipun, pada hari itu diharamkan bagi putra-putri Nabi yang suci ini. Sejak pagi Asyura Imam Husain berupaya menyadarkan mereka untuk tidak memerangi keluarga Nabi ini. Dia berusaha maksimal untuk menghentikan petumpahan darah yang akan berakibat fatal bagi kehidupan mereka setelahnya. Sampai-sampai Husain berteriak lantang, "Ayyuhan nas! Dengarlah kata-kataku, dan jangan kalian terburu-buru ingin memerangiku hingga aku bisa memberi kalian nasehat yang mana kalian berhak untuk mendengarnya. Lihatlah siapa diriku dan diri kalian.Sadarlah dan perhatikan baik-baik kedudukan aku di sisi kalian. Apakah kalian boleh membunuhku dan menginjak-injak keluargaku. Bukankah aku adalah putra dari putri Nabi kalian, dan putra washinya, orang pertama yang beriman kepada Nabi-Nya? Bukankah Hamzah, penghulu para syuhada adalah pamanku? Bukankah Ja'far at-Thayyar, yang memiliki dua sayap di syurga kelak adalah pamanku? Bukankah kalian pernah mendengar sabda Nabi tentangku dan saudaraku Hasan bahwa dua putra ini adalah pemuka pemuda syurga?"Kata-kata Husain tidak banyak mengusik hati mereka yang telah beku. Tapi Husain terus berupaya maksimal untuk menyentuh hari nurani mereka. Sampai beliau berkata secara emosional, "Ayyuhan Nas, ama min mughitsin yughitsu `anna..., apakah masih ada orang yang mau membela kami keluarga Rasul. Apakah masih ada orang yang mau menolong kami sebagai keluarga Rasul? Apakah salah kami? Apakah dosa anak-anak dan wanita kami sehingga kalian haramkan mereka dari air Furat itu?Kata-kata Husain terakhir tiba-tiba mengusik perasaan al-Hur bin Yazid ar-Riyahi, salah seorang dari pimpinan pasukan Umar bin Sa'ad. Sejenak ia mundur dan mencari tempat yang tepat, akhirnya ia menyebat kudanya untuk bergabung bersama Husain. Al-Hur dengan suara yang penuh sesal berkata, "Wahai putra Rasulullah, apakah masih ada kesempatan bagiku untuk bertaubat? Kumohon maafmu ya Husain, karena telah menakut-nakuti hati para kekasih Allah dan putra-putri Nabi Allah" "Na'am.Taballahu `alaika. Semoga Allah menerima taubatmu ya Hur. Kata Husain, "Anta hurrun kama waladatka ummuka hurra. Khawatir sahabat-sahabat lain menyusul Hur, tiba-tiba Umar bin Sa'ad, pimpinan pasukan musuh melesatkan anak panahnya ke arah Husain sebagai tanda dimulainya perang. Sambil berteriak Umar berkata: "Saksikan di hadapan Amir bahwa aku adalah orang pertama yang melemparkan anak panahnya kepada Husain." Dan berikutnya ribuan anak panah dilesatkan ke arah Husain, keluarganya dan sahabat- sahabatnya.Peperangan yang tidak seimbangpun berkobar. Sahabat Husain satu demi satu maju dan kemudian gugur, disusul pula oleh keluargnya. Orang pertama adalah putranya yang emama Ali al-Akbar, seorang anak remaja yang mempunyai wajah yang betul-betul mirip dengan wajah datuknya Rasulullah saw.Melihat putranya ini Husain terisak menangis. Dipeluknya erat-erat putra kesayangannya ini. Sambil mengangkat janggutnya yang telah memutih, Husain berdo'a, "ya Allah, saksikanlah betapa tega dan kejamnya kaum ini. Muncul di hadapan mereka seorang yang mempunyai wajah, sifat dan kata-kata yangsangat mirip dengan Rasul-Mu Muhammad. Bahkan ketika kami rindu kepada Rasul-Mu, kami akan memandangi wajah anak ini. Ya Allah, haramkan bagi mereka keberkahan perut bumi ini. Porak- porandakan mereka. Mereka telah mengundang kami dan berjanji untuk membela kami, tiba-tiba mereka jugalah yang memusuhi kami dan memerangi kami."Ali al-Akbar maju ke medan perang dengan sangat tangkas sehingga mengingatkan orang akan keperkasaan datuknya Ali bin Abi Thalib as. Riwayat berkata,setelah lebih dari seratus orang tewas di tangannya, Ali kembali ke kemah ayahnya dengan luka-luka yang cukup banyak. Dia berkata, "Ya abatah, (duhaiayahanda yang mulia), haus, haus. Rasa haus benar-benar telah mencekikku sehingga terasa benar beratnya besi ini.Adakah sedikit air yang bisa memberiku sedikit tenaga?'Husain memeluk erat putra kesayangannya ini. Sebentar kemudian dia julurkan lidahnya yang suci ke mulut anaknya yang suci. "Demi Allah, lidah Husainsendiri lebih kering dari ranting-ranting yang kering hadapan yang ada di padang Karbala." Husain berkata, "Sebentar lagi kau pasti akan berjumpa dengan datukmu Muhammad yang tengah menunggumu dengan segelas air dari telaga al-kautsar. Bersabarlah wahai putraku, bersabarlah..."Ali al-Akbar kembali ke medan perang. Gerak- geriknya diperhatikan oleh ayahnya yang sudah mulai tua itu. Tak lama berselang, tiba-tiba Husain menyaksikan bagaimana anak yang masih muda ini ditikam oleh musuh-musuhnya dari berbagai arah. Ada yang memukul kepalanya, menusuk dadanya, menikam perutnya, bahkan ada yang melemparkan anak panahnya sehingga jatuh persis ke lehemya. Ali al-Akbar sempat berteriak memanggil-manggil ayahnya," ya abatah (duhai ayah)'alaika minnis salam. Kini kusaksikan datukku Rasulullah saw, mengucapkan salam kepadamu dan memintamu agar segera datang menemuinya..."Husain mendatangi putranya ini sambil mengibas-ngibaskan pedangnya ke setiap orang yang menghalanginya. Husain memeluk wajah Akbar yang bersimbahkan darah suci. Husain berkata, "qatalallahu qauman qataluka ya bunayya..., semoga Allah membunuh suatu kaum yang telah membunuhmu wahai putraku. Alangkah beraninya mereka terhadap Allah; dan alangkah nekatnya mereka menganiaya keluarga Rasulullah Sungguh, wahai putraku, apalah artinya dunia ini bagiku setelah kepergianmu..."Kini giliran Husain, tapi sebelum itu dia minta dibawakan bayinya Ali ar-Radhi'. Maksud Husain adalah ingin mencium dan memeluk sebagai pertemuan terakhirnya. Sambil memegang bayi yang tak berdosa ini, Husain terus berteriak: Apakah masih ada orang bertauhid yang masih takut kepada Allah. Apakah masih ada orang yang mau menolong kami. Apakah masih ada orang yang mau membela keluarga Rasulullah.Tengah Husain memeluk dan ingin mengecup anak yang suci ini, tiba- tiba Harmalah bin Kahil melesatkan anak panahnya ke arah leher Ali ar- Radhi'. Demi Allah, anak panah itu menembus lehemya. Pekikan suara Ali ar-Radhi' sangat menyayat hati. Husain menggeleng-gelengkan kepalanya seperti tak percaya betapa kejamnya manusia- manusia durjana itu.Kini Husain benar-benar sendirian. Seluruh keluarga dan sahabatnya gugur syahid satu persatu di hadapannya. Dia berdiri sendirian di kemahnya yangsemakin kosong. la bergumam menyebut-nyebut kebesaran Asma' Allah. Sekali-sekali Husain melihat kemah putri-putrinya, kemudian ia menatap kembali lautan musuh yang tengah menanti untuk menyergapnya. Akhimya Husein melangkahkan kakinya mendatangi kemah wanita untuk melihat putri-putri Fatimah az-Zahra' as. Suara Husain kini tidak lagi lantang. Air matanya sudah terkuras habis. Dadanya sesak menahan napas panjang. Kerongkongannya kering dan panas. Dengan suaranya yang parau dan terbata- bata, dia memanggil satu persatu putri-putri Fatimah az-Zahra':" Assalamu alaiki ya Sakinah! Terimalah salamku wahai Sakinah." " Assalamu alaiki ya Fatimah! Terimalah salamku wahai Fatimah:' " Assalamu Alaiki ya Zainab! Terimalah salamku wahai Zainab." " Assalamu Alaiki ya Ummu Kalthum! Terimalah salamku wahai Ummu Kalthum."Sakinah yang kecil memeluk erat tubuh ayahnya yang kini kesendirian itu. "Ya abatah. Ayah! Apakah salammu ini pertanda bahwa kau akan pergi meninggal kan kami? Apakah ini pertanda perpisahanmu dengan kami?" Husain merangkul putrinya yang mungil ini sambil berbisik: " Wahai putriku Sakinah! Apakah mungkin maut tidak menjemput orang yang tidak ada pembela dan kesendirian ini. Bersabarlah putriku! Usaplah air matamu. Bersabarlah, kau akan lebih banyak lagi menangis setelah kematianku.Tolong jangan kau bakar hati ini sebelum ruhku meninggalkan badan ini. Kelak setelah aku gugur, menangislah putriku dan menangislah!" Husein memeluk satu persatu putri-putrinya yang tidak berdosa. Juga adik-adik wanitanya yang bersamanya di Karbala, Zainab dan Ummu Kaltsum. Kemudian dia datang memeluk Ali Zainal Abidin yang sedang berbaring lantaran sakit keras.Mas'udi dalam kitabnya Ithbat al-Washiyyah meriwayatkan, Husain kemudian berwasiat kepada putranya yang sedang sakit ini al-Ism al- A'zamdan peninggalan-peninggalan waris para Nabi. Kemudian Husain juga menyampaikan bahwa ia telah menitipkan ilmu-ilmu, kitab-kitab, mushaf-mushaf dan senjata warisan kepada Ummu Salamah r.a.Usai pamit dengan keluarganya tercinta, Husain kemudian menunggang kudanya yang membawanya berhadapan dengan musuh-musuhnya yang berjumlah lebih dari tiga puluh ribu serdadu. Husain masih berupaya untuk menyadarkan mereka dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Husain masih tetap ingin meyempurnakan hujjahnya kepada orang- orang yang sepertinya sudah ditutupkan oleh Allah hatinya. Tapi hati mereka tak bergeming.Tiba-tiba Umar bin Sa' ad berteriak: "Celaka kalian! Tahukah kalian dengan siapa kalian berperang? Inilah putra singa orang-orang Arab. Inilah putra Ali bin Abi Thalib. Serang dia dari berbagai sisi."Perintah Umar bin Sa' ad kemudian diikuti dengan lemparan empat ribu anak panah yang dilesatkan untuk menembak Husain. Dengan gagahnya Husain tetap berdiri kokoh, walaupun sebagian anak panah mengenai badannya yang mulia. "Kalian mengancamku dengan maut; kalian menakut-nakuti aku dengan anak panah. Demi Allah mati adalah lebih mulia ketimbang harus tunduk pada kezaliman. Syahid di jalan Allah lebih mulia ketimbang tunduk pada kehinaan. Husain berkata Mati lebih utama ketimbang melakukan keaiban dan lebih utama daripada masuk ke dalam api neraka akulah Husain putra Ali tidak pemah mundur dalam membela kebenaran. Aku akan pertahankan keluarga ayahku. Kukan teruskan berjalan di atas agama sang Nabi.Peperangan yang tak seimbang antara Husain dengan pasukan Umar bin Sa' ad sudah tak terelakkan lagi. Tidak sedikit dari kalangan pasukan Ibnu Sa' adyang tewas di tangan Husain. Dalam keadaan letih dan haus yang amat sangat, Husain kemudian duduk ingin sejenak beristirahat. Riwayat berkata, tiba-tiba Abul Hatuf membidikkan panahnya yang kemudian jatuh persis mengenai dahinya Husain. Dengan tangannya yang mulai putranya lemah, Husain berupaya mencabut anak panah itu perlahan-lahan. Dahi Husain yang sering digunakannya untuk bersimpuh sujud di hadapan al- Khaliq, kini menyemprotkan darah suci dan segar tentang pada pasir Karbala.Wajah Husain berubah merah. Janggutnya yang putih kemilau kini bermandikan darahnya yang segar. Husain berkata: Ya Allah! Engkau saksikan sendiri apa yang dilakukan oleh hamba- hambaMu yang durhaka ini terhadapku. Ya Allah, hancurkan mereka, habisi mereka, dan jangan Kausisakan satupun dari mereka di atas muka bumi ini, dan jangan juga Kauampuni mereka.Husain kemudian berdiri lagi meneruskan perlawanan nya sampai kemudian dia merasa keletihan lagi.Sejenak ia beristirahat, tiba-tiba sebuah batu besar dilemparkan ke arah dahinya dan persis mengenai lukanya. Darahnya yang suci kini lebih banyak mengalir membasahi seluruh tubuhnya. Husain meringis kesakitan. Luka-luka yang mengenai tubuhnya membuat nya tak berdaya. Imam Husain kemudian mengangkat tangannya untuk mengambil ujung bajunya guna mengusap darah yang mengalir di dahinya. Tiba-tiba sebatang anak panah beracun yang bermata tigadibidikkan persis ke arah dadanya. Dada Husain luka. Jantung Husain robek. Anak panah tembus sampai ke belakang Husain. Husain menundukkan kepalanya sambil memegahg-megang dadanya yang memancurkan darah segar Nabi yang mulia.Dengan suara yang terbatah-batah Husain berdo' a:Dengan Asma' Allah dengan bantuan Allahdan di atas agama Rasulullah Ilahi, Engkau Mahatahu bahwa mereka telah membunuh satu-satunya putra NabiMu yang masih ada di atas muka bumi ini. Husain kemudian mencabut anak panah itu dari belakangnya, yang kemudian memuntahkan darah segar nan suci. Perawi berkata, Husain kemudian menampung darah-darahnya itu dengan kedua tangannya, lalu dilemparkan ke arah langit. Demi Allah! Tidak setetespun dari darah itu kemudian kembali ke bumi.Kemudian Husain menampung lagi darah yang masih mengalir deras dengan kedua tangannya. Kemudian ia usap-usapkan ke wajahnya, janggutnya, dan tubuhnyasambil berkata: Seperti inilah aku akan bertemu dengan datukku Rasulullah saw dalam keadaan badan ini bersimbah darah Kelak akan kukatakan kepadanya bahwa yang membunuhku adalah Fulan bin Fulan. Melihat Husain tergeletak lemah, Umar bin Sa' ad berteriak, "Turun kalian dan penggal lehemya..." Maka turunlah sebagian makhluk-makhluk durjana itu untuk menghina Husain.Sebagian memukuli amamah atau sorban Husain sampai kepalanya luka; sebagian menusukkan pedangnya ke perut Husain; sebagian yang lain menyabetkan pedangnya ke punggung Husain. Sedemikian buruk perlakuan mereka kepada Husain yang sudah jatuh lemah itu, sampai Imam Baqir as. berkata, "Hatta kepada anjingpun, mereka dilarang memperlakukannya seumpama itu. Husain telah ditusuk dengan pedang, dipukul dengan tombak, dilempar dengan batu, dipukul dengan kayu dan tongkat; bahkan dinjak- injak dengan kuda..."Tidak sekedar itu. Jiwa iblis Umar bin Sa' ad masih belum puas. Dendam Ibnu Ziyad terhadap Husain masih belum tuntas. Meskipun Husain kini telah tergeletak layu bersimbah darah, dalam keadaan badan nyaris tidak lagi bemyawa, mereka kobarkan api permusuhan sedalam-dalamnya terhadap Husain. Umar bin Sa'ad memerintahkan orangnya untuk turun menghabisi Husain. Shimir dan Sinan bin Anas turun dari kudanya. Melihat mereka Husain masih terengah-engah meminta air. "Sungguh, aku haus, aku Husain haus!" Kata Husain. Syimir kemudian menendang dengan sepatunya yang keras. Dengan suaranya yang keras dia berkata, "Wahai putra Abu Turab! Bukankah engkauberkata bahwa ayahmu akan memberi air di telaga al-kautsar kepada orang yang dicintainya. Mintalah dari ayahmu...!"Syimir kemudian duduk di dada Husain. Dia pegang janggut Husain yang sudah bermandikan darah. Dengan senyum Husain berkata kepada Syimir, "Apakahengkau tidak kenal aku dan akan membunuhku?" Syimir menjawab, "Ya, Aku mengenalmu dengan baik. Ibumu Fatimah az- Zahra'; ayahmu Ali al-Murtadha, dan datukmu Muhammad al-Mustafa, pembelamu adalah Allah Ta'ala. Aku tidak perduli semua itu..."Dalam sebuah riwayat, Syimir berusaha memenggal leher Husain dari arah depan. Namun dia gagal. Kemudian dia membalik Husain dengan sangat kasar dan menebaskan pedangnya dari arah belakang Husain..."setiap kali urat leher Husain terpotong, Husain berteriak, "Wa abatah, wa ummah, wa jaddah, wa 'aliyyah (duhai ayah, duhai ibu az- Zahra', duhaidatukku Mustafa dan duha ayahku Ali..."Riwayat berikutnya kemudian berkata, "Mereka kemudian turun beramai-ramai dari kudanya untuk merampas setiap barang yang ada di tubuh Husain yang mulia. Bahar bin Ka'ab melucuti celana Husain; Akhnas bin Marthad menarik sorban. Husain; Aswad bin Khalid merampas sandal Husain; Umar bin Sa' ad mengambil baju perang Husain; Jami' bin al-Khalq merebut pedang Husain. Yang lebih tragis lagi, Bajdal bin Sulaim mengambil cincin Husain. Kata perawi, semula Bajdal mencoba keras menarik-narik cincin Husain. Tapi dia tidak berhasil. Kemudian dia mengambil jalan pintas. Dihunuskan pedangnya ke arah jari-jari Husain, dan . karena sepotong cincin, ia potong jari Husain. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un... - bersambung InsyaAlloh.

Sunday, August 30, 2009

Ya Ali (S) Madad!


ALI HI SAB KE HAI MAULA......BURA LAGE TO LAGE
YE FAISLA HAI KHUDA KA.......BURA LAGE TO LAGE

UTHAO BAZM SE APNI ALI K DISHMAN KO
TARIKA HAI YE NABI KA..........BURA LAGE TO LAGE

CHALA YE KEHTA HUA AAFTAB MAGRIB SE
KISEE KO MERA PALATNA.......BURA LAGE TO LAGE

RASULE PAK NE TARIK JANG-KHAIBER ME
ALI KO MARD KAHA THA.........BURA LAGE TO LAGE

WO JISNE FATIMA ZEHRA KI PASLIYAN TODI
KARUNGA US PER TABARRA.....BURA LAGE TO LAGE

ALI K HAQ KI JAHA PER BHI BAAT AAYEGI
NAHI KARUNGA TAQIEYYAN......BURA LAGE TO LAGE

DARE ALI PER NA JAB TAK K SIR JHUKAOGE
KUBUL HOGA NA SAJDA.............BURA LAGE TO LAGE

WO JISNE FATIMA ZEHRA KA DAR JALAYA THA
MAI USKA PHUKUNGA PUTLA......BURA LAGE TO LAGE

QASIDA JISKA PARHA HAI KHUDA NE QURAN ME
PARHENGE USKA QASIDA.............BURA LAGE TO LAGE

KISEE JAGAH HO MEHFIL CHAHE MAJLIS ME
LAGEGA HAIDERII NAARA.............BURA LAGE TO LAGE

NARA-E-HAIDERI........YA ALI......YA ALI......YA ALI....

Thursday, August 13, 2009

Panji Shanbeh


Ada seorang Muslim memiliki tetangga Nasrani. Ia berdakwah kepada tetangganya itu. Digambarkannya Islam dengan sangat indah sehingga orang Nasrani tersebut masuk Islam. Pada waktu dini hari, seseorang mengetuk pintu orang Nasrani itu. Ia bertanya : “Siapakah gerangan?” Dijawab: “Saya Fulan (yang mengajak kamu masuk Islam). Kata orang Nasrani itu: “Apa keperluanmu?” Ia berkata: “Berwudhulah, pakai kedua pakaianmu dan marilah berangkat bersama kami ke masjid.” Ia pun berwudhu, memakai pakaian, dan keluar bersamanya. Keduanya shalat masya Allah, sampai fajar. Keduanya Shalat Shubuh. Keduanya tinggal di tempat sampai pagi. Orang Nasrani berdiri untuk pulang. Muslim itu berkata: “Mau kemana? Siang ini pendek dan waktu kamu sampai Zuhur sedikit saja. Ia pun duduk bersamanya sampai shalat Zhuhur. Usai shalat Zuhur, si muslim berkata: Antara Zhuhur dan Ashar itu pendek. Ditahannya untuk tinggal sampai shalat Ashar. Usai Shalat Ashar, orang Nasrani bermaksud untuk pulang. Muslim itu berkata: “Ini waktu siang yang terakhir. Lebih pendek dari waktu awalnya.” Ditahannya orang Nasrani itu sampai shalat Maghrib. Muslim itu berkata:” Tinggal satu shalat lagi.” Tinggallah ia disitu sampai waktu Shalat Isya yang akhir. Malam berikutnya, pada waktu dini hari. Pintu diketuk lagi. “Siapa ini?” “Saya Fulan” “Apa Keperluanmu?” Berwudhulah, dan pakai pakaianmu, kita pergi lagi untuk shalat. Orang Nasrani itu sekarang berkata: “Carilah untuk agama seperti ini orang yang waktunya lebih santai dariku. Aku ini orang miskin, banyak tanggungan,” Kata Imam Ja’far as-Shadiq as yang kita baca riwayatnya dalam Bihar al-Anwar 1 Bab 5, halaman 208. “Orang Islam itu telah memasukannya ke dalam Islam dan mengeluarkannya sekaligus.” Apa yang dapat kita pelajari dari riwayat di atas? Ajarkanlah Islam itu secara berangsur – angsur. Mulailah dengan yang oaling ringan. “Mudahkanlah, jangan mempersulit. Gembirakanlah, jangan menyusahkan.” Sabda Rasulullah Saww.

"Bahtera - pencerahan dan pemberdayaan" 2004

Friday, August 7, 2009

Cintai 'Ali


Ketika Rasulullah Saww datang ke Madinah, seorang ibu menawarkan anaknya. “Ya Rasulullah. Ini anakku ingin aku serahkan padamu. Biarkan ia berkhidmat untukmu.” Katanya. Anak itu namanya Anas bin Malik, kemudian menjadi pelayan Nabi bertahun – tahun. Anas adalah orang Anshar, penduduk pribumi Madinah. Tentu banyak pengalaman hidupnya bersama Nabi. Salah satu diantaranya dikisahkan sebagai berikut:
“Pada suatu hari Rasulullah Saww mendapat hadiah, panggang burung (makanan yang lezat dan langka). Ia berdoa: Ya Allah, datangkan kepadaku makhluk yang paling Engkau cintai dan juga paling dicintai Nabi-Mu, supaya ia memakan hidangan ini bersamaku. Setelah itu datanglah Ali bin Abi Thalib kw meminta izin untuk berjumpa dengan Nabi. Kataku : Nabi sedang sibuk. Ali pergi, tetapi sesaat kemudian ia kembali lagi. Aku katakan padanya bahwa Nabi sedang sibuk. Pada kali yang ketiga, Ali kembali meminta izin menemui Nabi. Hampir saja aku mengatakan hal yang sama, tetapi dari dalam terdengar suara Nabi “Hai Abdul Hasan (gelar Ali), mengapa lama betul engkau tidak menemuiku.” Kata Ali : “Sudah tiga kali aku datang, tapi Anas selalu menolakku.” Ketika Rasulullah menegurku, aku menjawab: “aku dengar doamu tadi, aku ingin yang datang itu orang dari kaumku (Anshar).” Kata Nabi: “Seringkali orang terseret oleh kecintaan pada kaumnya.” (H.R. Al-Hakim, Lihat Usud al-Ghabah 4:30). Fanatisme golongan, kecintaan pada kelompok, seringkali membutakan orang untuk melihat kebenaran pada kelompok lain. “…Janganlah menjadi orang – orang musyrik. Yaitu, golongan yang memecah belah agamanya menjadi beberapa golongan: tiap golongan merasa senang akan apa yang ada pada mereka.” (Al-Rum : 31-32).

"Bundel al-Tanwir" Yayasan Muthahhari.

Sunday, July 26, 2009

Lupa akan diri



Pada Suara yg laher tnpa henti,
Ungkapan terus dciptakn tnda syukur d ataz pengucapn anugerah yg tk terhingga,
Biar dari sudut mana yg meronta,
jalan menuju ke rumah itu adalah suatu yg pasti.

Merungkai perjalanan kaki langkah demi langkah,
mana bisa berdiri tanpanya,
mana bisa berlari tanpanya,
itu adalah perasaan dan materi seorg manusia yg dlahirkn..

mnyingkap makna2 fitrah dunia,
bisa mnjadikn situasi pelbagai keluhan merubah rendah.
apa dan siapa yg akan memikirkan?
jika laluan ini mudah namun dipayahkan.

Suatu ketika dan lembayung tgn menghempas diri sendiri,
ada tanda-tanda gembira maseh tersesalkn,
membuahkn tolakan dan tarikan,
apa ada pada diri?

Tuesday, June 2, 2009

as Sajjad


Malam sudah larut, dinihari sudah hampir. Angin dingin sahara berhembus dalam kesepian. Bukit-bukit batu, rumah-rumah tanah, pepohonan semua tak bergerak; berdiri kaku seperti rangkaian silhuet. Tapi di tengah masjidil Haram, seorang pemuda berjalan memutari Ka’bah. Usai thawaf, ia berdiri di pintu Ka’bah sambil bergantung pada tirainya. Matanya menatap langit yang sunyi. Tak seorang pun berada di situ, kecuali Thawus Al-Yamani yang menceritakan peristiwa itu kepada kita. Thawus mendengar pemuda itu merintih:

Tuhanku, gemintang langit-Mu telah tenggelam

Semua mata makhluk-Mu telah tertidur

Tapi Pintu-Mu terbuka lebar

Buat pemohon kasih-Mu

Aku datang menghadap-Mu

Memohon ampunan-Mu

Kasihi daku

Perlihatkan padaku wajah kakekku Muhammad saw

Pada mahkamah hari kiamat

(Kemudian ia menangis)

Demi kemuliaan dan kebesaran-Mu

Maksiatku tidaklah untuk menentang-Mu

Kala kulakukan maksiat

Kulakukan bukan karena meragukan-Mu

Bukan karena mengabaikan siksa-Mu

Bukan karena menantang hukum-Mu

Kulakukan karena pengaruh hawa nafsuku

Dan karena kauulurkan tirai untuk menutupi aibku

Kini siapakah yang akan menyelamatkan aku

Dari azab-Mu

Kepada tali siapa aku harus bergantung

Kalau Kau putuskan tali-Mu

Malang nian daku kelak

Ketika bersimpuh di hadapan-Mu

Kala si ringan dipanggil: Jalanlah

Kala si berat dipanggil: Berangkatlah

Aku tak tahu

Apatah aku berjalan dengan si ringan

Atau berangkat dengan si berat

Duhai celakalah aku

Bertambah umurku, bertumpuk dosaku

Tak sempat aku bertobat kepada-Mu

Sekarang aku malu menghadap Tuhanku

(Ia menangis lagi)

Akankah Kau bakar diriku dengan api-Mu

Wahai tujuan segala kedambaan

Lalu, kemana harapku ke mana cintaku

Aku temui-Mu

Degan memiliki amal buruk dan hina

Di antara segenap makhluk-Mu

Tak ada orang sejahat aku

(Ia menangis lagi)

Mahasuci Engkau

Engkau dilawan seakan-akan engkau tiada

Engkau selalu pemurah

Seakan-akan Engkau tak pernah dilawan

Engkau curahkan kasih-Mu pada makhluk-Mu

Seakan-akan Engkau memerlukan mereka

Padahal Engkau, duhai Junjunganku

Tak memerlukan semua itu.

Kemudian ia merebahkan diri bersujud. Thawus bercerita: Aku dekati dia. Aku angkat kepalanya dan kuletakkan pada pangkuanku. Aku menangis sampai airmataku membasahi pipinya. Ia bangun dan berkata, “Siapakah yang mengganggu dzikirku?” Aku berkata, “Aku Thawus, wahai putra Rasulullah.” Untuk apa segala rintihan ini? Kamilah yang seharusnya berbuat seperti ni, karena hidup kami bergelimang dosa. Sedangkan ayahmu Husain bin Ali, ibmu Fathimah Az-Zahra dan kakekmu Rasulullah Saw.”

Ia memandangku seraya berkata, “Keliru, kau Thawus. Jangan sebut-sebut perihal ayahku, ibuku, dan kakekku. Allah menciptakan surga bagi yang menaati-Nya dan berbuat baik, walaupun ia hanya hamba sahaya dari Habsyi. Ia menciptakan neraka buat yang melawan-Nya walaupun ia bangsawan Quraisy. Tidakkah engkau dengar firman Allah –Ketika sangkakala ditiup, tidaklah ada hubungan lagi di antara mereka hari itu dan tidak saling meminta tolong. Demi Allah esok tidak ada yang bermanfaat selain amal saleh yang telah engkau lakukan.

Imam Ali Zainal Abidin adalah Imam keempat dalam rangkaian Imam Ahlulbayt dan terkenal dengan As-Sajjad, yang banyak bersujud.

Thursday, May 28, 2009

Hatinya Membara


Demi nafaz yg berbaur keindahan, aku tersingkap oleh jendela dunia yg mengerikan... mencari jalan perumpamaan bahtera yg berlayar megah namun ditinggalkan. Ungkapan emosi terkadang mengikuti perjalanan yg tak nampak dek mata hati. Zahir ku pandang, Rahasia kusingkap.. namun semangat semakin luntur dalam dakapan penuh kecintaan. Bimbinglah aku 'PEMILIK ZAMAN'... bimbinglah aku... Suara saktimu berlegar-legar tanda Rahmat DIA mengiringi.. Sujudku bertemu tanah yg suci, menghempap pipi terus ke bumi. Aku bahagia.. aku bahagia... Dengan bisikan kalimat pembelah langit dan bumi, aku merangkak dan turun sujud lagi tanda hati puas dalam mencari titik noktah di bawah huruf 'BA'. Segarkan jiwaku...


Saturday, May 23, 2009

Lagukan Dirimu


Dasar hati yang paling bawah adalah bersabar d ataz setiap ujian. Ikhlas adalah penyeri kpd jiwa yg suci. Perjalankan situasi di saat bertemu Yusuff di gerigil, menangis namun puas kerana jalan itu adalah di sisi-Nya.

Konsep berilmu adalah beramal dalam apa jua kemuslihatan. Yang paling puas adalah persinggahan ini akan membawa ke sirath yg dijanjikan. Ini adalah sebaik cahaya yg diisyaratkan bagi jiwa-jiwa yang tenang menantikan tibanya Sang Kekasih.

Ayat-ayat bergumpul, merumuskan opera Salawat dan tasbih. Awan-awan hitam bertompok kecil tersenyum riang dengan pengertian yg sukar diungkapkan dengan kata-kata, namun pergerakan ruh tak dapat menyendiri jika amalmu mencengkam hitam. kembalikan kepada tujuanmu yang sebenar. terus merenung jaoh kehadapan. Air itu pasti menunggumu untuk kehilangan dahaga selamanya... Ya Rasulullah....

Friday, May 22, 2009

Sampaikan Salamz




Sampaikan salamz kami, salamz yg terindah diiringi salawart, salawart yg bergema para malaikat, bertasbih dan bertahlil di arasy mengelilingi impian suatu amanat, maka terciptalah lauh mahfuz pada zat-NYA 3 kalimat. Bismillah-aR Rahman-aR Rahim yang akan menguasai hari akhirat, diantara jalan di dunia dan titian sirath membelah membahagi diantara keduanya.


Sampaikan salamz kami, salamz teristimewa untuk secangkir syafaat, berkat Rahmat antara samudera dan angin, bisikanlah kalimah syahadah, memberikan suatu inspirasi-inspirasi kejayaan dalam perjalanan kami menuju arah yang sama. Bergembiralah dikalangan orang-orang baik, yang telah dijanjikan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya.




Sampaikan salamz kami....

Thursday, May 21, 2009

Berkalung Intan


Mereka menyatakan sesuatu dari kalam-kalam bukan maksumin. Mereka merumus sesuatu dari para hamba yang diangkat sedikit maqamnya sahaja. mereka hanya berlegar pada satu titiz air lautan. Mereka mengikuti kebathilan dan tak nampak akan haq. mereka mencari sesuatu namun pencarian yg bukan bermunafaat. Biarkan mereka, kalau DIA mahukan keimanan dari seseorang pasti DIA hulurkan. Namun aqal anugerah yg Tertinggi adalah ujian para hamba buat Tuannya. DIA maha Adil.

Tuesday, May 19, 2009

Suara Sufi



Kemuliaan MANUSIA bermula apabila malaikat berselawat ke atas mereka. Dan bagaimana ingin mencari kembali asal muasalnya MANUSIA yang Tertinggi tersebut?
Berpuasa boleh menyamakan
MANUSIA dan malaikat. Inilah jalan-jalan yang perlu diangkat untuk mencapai kembali maqam Ilahi. Penghormatan dari gunung dan mentari, bahwa MANUSIA ingin menggenggam Amanat yang tak bisa tercapai oleh hamba 'DIA' yang terindah.
Kembalilkan asal muasal MANUSIA di dalam diri anda dengan merenung pada Luh al Mahfuz.
Bersungkurlah...

Saturday, May 16, 2009

Dari HAMBA Untuk Manusia


(Wahai manusia), Anda telah berada di tepi jurang neraka .... (QS. 3:103), Anda tak berharga seperti seteguk air. Anda sedikit seperti segelintir orang serakah dan sekelumit orang tergopoh-gopoh. Anda sama hinanya dengan debu di bawah tapak kaki. Anda peminum air keruh. Anda memakan kulit yang tak disamak. Anda terhina dan terkutuk. Tetapi Allah menyelamatkan Anda melalui ayah saya, Muhammad SAWW." - Fathimah Binti Muhammad

Thursday, May 7, 2009

Bingkisan Buat Mereka


Siapa Timbalan Perdana Menteri yang baru? Tanyaku, Muhyidin Yassin... jawabnya (sambil mengomel timbalan perdana menteri pon tak tahu..) hehe (aku baru tao) is is .. Siapa Imam kamu???!!(Teringat aku pada pertanyaan yang bakal dilalui oleh semua insan d barzakh..)

Wednesday, May 6, 2009

Siapa Buang Nikmat?



Bila malam bersalut jingga merah, cahaya pon kelihatan menerangi setiap penjuru yang menyalakan obor hati dan diri... namun.. bila cahaya itu dipadamkan, pantas apa yang terukir itu sia-sia... berserakan dan tak mengenal jantung Ilahi.. Samarkan.. hancur dan luluh dihimpit bumi.

Tuesday, May 5, 2009

Hari-Hari


Jiwa yang senak kerna ketidakpuasan d dalam jalan-Nya, Mencari -cari cahaya mana mungkin bisa bertemu jika kenikmatan itu dibuang, Namun DIA tidak membuang kenikmatan tersebut, pasti kita yang telah leka d dalam urusan tersebut... Suka-duka adalah resah, namun dua mata hati hampir pulih dalam merenung ciptaan sendiri.

Wednesday, March 18, 2009

Suara bumi


Tidak ada sesuatu yang lebih mengganggu dan menyakitkan jiwa seseorang daripada perasaan bahwa ia hidup di bawah bayang-bayang sebuah kekuasaan absolut yang amat kuat dan mencengkram segala sesuatu dalam kehidupannya, serta mengarahkannya ke mana saja sesuai dengan kehendaknya. Karena, seperti dikatakan orang, kemerdekaan adalah nikmat yang paling mahal harganya, sedangkan perasaan terjajah adalah rasa sakit yang paling memedihkan. Dengan begitu manusia merasa dirinya terinjak-terinjak dan kehendaknya tercabik-cabik oleh kekuatan absolut yang menjajahnya itu. Tak ubahnya seperti seekor domba yang ditarik oleh sang penggembala yang menguasai tidur, makan, hidup dan matinya. Hal ini akan menimbulkan perasaan bagai bara api yang menyala-nyala dalam lubuk hatinya serta rasa sakit yang tak terhingga, menyerupai penderitaan seseorang yang menyerah pasrah dalam cengkraman seekor singa yang garang dan buas, setelah menyadari bahwa tidak ada lagi jalan keselamatan baginya dari cengkeraman kuat yang sepenuhnya mengendalikan dirinya itu.
Sampai sejauh ini kita hanya membayangkan kekuatan yang berkuasa seperti ini dalam diri seorang manusia hebat atau binatang buas saja. Akan tetapi apabila kita membayangkannya sebagai suatu kekuatan gaib yang mahadahsyat yang berkuasa atas diri manusia dan menguasai dirinya dari balik alam gaib yang gelap gulita, maka sudah pasti keadaannya akan menjadi lebih parah lagi. Ketika itu segala impian untuk dapat selamat pasti akan pupus.
Demikianlah awal mula lahirnya pertanyaan yang membingungkan ini di benak setiap manusia, termasuk yang memiliki daya pencerapan yang paling minimum sekalipun. Benarkah segala peristiwa alam ini berjalan sesuai dengan perencanaan yang ketat, yang telah digariskan jauh sebelum terjadinya, tanpa adanya kemungkinan kegagalan atau pengecualian? Maujudkah kekuatan mutlak tersembunyi yang disebut qadha dan qadar (takdir), yang menguasai sepenuhnya segala peristiwa yang terjadi, termasuk manusia dan khasiat-khasiat (karakteristik-karakteristiknya) serta perbuatan-perbuatannya? Ataukah hanya berlawanan sama sekali dengan itu, yakni tidak ada sesuatu yang dapat diartikan sebagai pengaruh-menentukan masa lalu atas masa sekarang dan masa depan; sehingga manusia, sebenarnya, memiliki kebebasannya yang sempurna dalam membentuk segala gerak-lakunya dan menentukan nasibnya? Ataukah ada kemungkinan ketiga di antara kedua kemungkinan tadi, yang menggabungkan kepercayaan kepada takdir, sebagai kekuatan mutlak yang berkuasa atas segenap wujud alam semesta tanpa kecuali, dengan kepercayaan akan wujud alam semesta tanpa kecuali, dengan kepercayaan akan kebebasan manusia dalam segala tindakannya? Dan jika demikian itu keadaannya, bagaimanakah dapat dijelaskan?
Masalah qadha dan qadar (takdir) atau penentuan nasib, termasuk di antara masalah-masalah filosofis yang amat pelik dan rumit yang sejak abad pertama hijriah telah menjadi bahan pembahasan di kalangan para pemikir Muslim disebabkan alasan-alasan yang kami sebutkan kemudian. Berbagai aliran pemikiran (akidah) yang dikemukakan di bidang ini besar sekali peranannya dalam tercetusnya pertikaian serta timbulnya kelompok-kelompok di seluruh dunia Islam, yang selanjutnya menimbulkan dampak yang amat menakjubkan di sepanjang jangka waktu empat belas abad lamanya.

Wednesday, March 4, 2009

Aku Bukan Islam?


Alkisah, raja Persia yang bernama Tukla, mengunjungi salah satu orang saleh dan berkata, “Kegagalan telah melandaku. Hanya orang miskin yang mendapatkan kekayaan di dunia ini, bila kemuliaan dunia ditinggalkan. Oleh karena itu, kini aku akan habiskan waktuku beribadah agar aku bisa memanfaatkan waktuku yang tersisa bagiku”. Orang saleh yang mendengarkan marah lalu berkata, “Cukup!”. Lalu ia berseru, “Agama bertindak sama dalam memberikan pelayanan kepada manusia; yang pelayanan kepada umat manusia tersebut tidak akan ditemukan dalam tasbih, atau diatas sajadah atau pada pakaian yang compang-camping. Jadilah seorang raja yang bermoral suci. Berbuatlah dan bukan hanya kata-kata, yang dituntut oleh agama, karena kata-kata tanpa perbuatan adalah kesia-siaan”.
Penggalan cerita ini tertulis pada buku berjudul Bustan, salah satu magnus opus-nya Sang penyair besar Persia, Sa’di. Kalu coba kita renungkan, maka pada penggalan tersebut, Sa’di ingin memberikan ‘hikmah’ bahwa: Pertama, agama (dalam artian konsep takdir) bukanlah sebuah upaya justifikasi terhadap gagalnya kita dengan segala upaya kita. Kita sangat sering terjebak pada determinisme yang berujung pada sikap fatalistik, bahwa Tuhan adalah perantara bagi gagalnya kita dalam melakukan sesuatu. Kita sering menisbahkan kesalahan kita kepada Sang Esa tersebut.
Bukan sekedar itu, kita juga sering malahan menyalahkan orang lain atas sesuatu yang menimpa kita. Negara kita saat ini dilanda semacam ‘kemiskinan berjamaah’, tetapi oleh sebahagian orang malahan menyalahkan orang-orang miskin tersebut dengan tuduhan malas dan lain sebagainya. Kita terjebak dengan mem-blaming the victim. Mereka adalah korban dari dosa kolektif kita semua. Kita semua bertanggungjawab terhadap masalah tersebut. Menanggulangi masalah kemiskinan juga mnembutuhkan tindakan kolektif, karena itu konsep takdir dalam agama Islam tidaklah berada pada kutub determinisme, apalagi terletak pada free will. Kita adalah co-creator Allah didunia ini, ucap terminologi tashawwuf.
Kedua, agama Islam bukanlah sarana ‘onani spiritual’ an sich. Dalam agama Islam, bukanlah pendekatan kepada Allah saja yang harus kita lakukan. Kita punya berbagai kerja dari pengejawantahan misi dan visi Islam sebagai agama pembebasan. Agamna Islam memberikan tempat yang sama bagi upaya pendekatan kepada Allah dan pendekatan kepada masyarakat.
Muhammad Iqbal menuliskan sebuah perbedaan yang mencolok dari seorang mistikus dengan seorang nabi. Seorang mistikus, katanya, hanya melakukan perjalanan dari dirinya menuju ke Tuhannya semata. Dan puncak perjalanan seorang mistikus adalah ketika ia ‘bertemu’ Tuhannya. Tetapi seorang nabi, melakukan upaya seorang mistikus dalam pendekatan ke Tuhannya dan melakukan upaya pendekatan kepada masyarakatnya. Seorang nabi menawarkan rekayasa budaya, menawarkan rekayasa sosial dan pembentukan paradigma baru bahwa betapa berfikir rasional adalah senjata ampuh dan berfikir irasional adalah kenaifan. Seorang nabi melakukan siklus kehidupan, yaitu menata spiritual dan intelektual untuk aksi sosial yang kesemuanya dibingkai oleh pandangan dunia tauhid.
Ketiga, agama yang membebaskan tidak terletak pada kata-kata, tetapi pada aksi. Kadang teori-teori dan adagium-adagium keagamaan telah menjejal otak kita terlalu banyak sehingga aksi teramat sering kita lupakan. Kita larut mempelajari dan berteori tentang sesuatu, tapi tidak melakukan sesuatu. Untuk hal ini, mungkin kita harus menyepakati Karl Marx yang ‘membenci’ orang yang hanya berfikir tentang hakikat sesuatu, tetapi tidak berusaha untuk melakukan perubahan. Islam adalah penyerahan diri, penyerahan diri adalah keyakinan, keyakinan adalah pembenaran, pembenaran adalah ikrar, ikrar adalah pelaksanaan, dan pelaksanaan adalah amal perbuatan.
***
Kita harus mulai belajar untuk memisahkan ajaran agama Islam yang rasional dan rasionalisasi ajaran agama Islam oleh manusia. Ada perbedaan signifikan terhadap ajaran agama Islam yang esensial dan membebaskan dengan ajaran agama Islam yang tampak sekarang bahwa seakan-akan tidak membebaskan dan terkurung pada pemahaman sempit yang berangkat dari beda-beda mazhab yang secara malang, hal itu dilakoni dengan fanatik. Dan terciptalah agama yang anti pada keterbukaan dan sarang anti pembebasan.
Memotret Indonesia kita, maka memang harus kita akui bahwa ada semacam ‘paradoksal faktual’. Kita dapat lihat betapa unsur-unsur spiritualitas mengalami eskalasi yang cukup signifikan dengan menjamurnya pengajian-pengajian dan pusat-pusat pengkajian Islam. Hal ini mengingatkan kita pada ramalan John Naissbit bahwa dipenghujung abad 20 akan ada peningkatan perasaan keagamaan. Tetapi juga kita harus melihat secara faktual bahwa terjadi peningkatan kekerasan, terjadi peningkatan kejahatan-kejahatan yang mungkin dapat kita simpulkan bahwa berbanding lurus dengan kenyataan peningkatan spiritualitas. Kita dibanjiri dengan buku-buku yang membawa kita pada dunia spiritualitas tetapi kita juga dibanjiri dengan buku-buku, tabloid-tabloid ataupun koran-koran yang mengantar kita pada dunia pornografis yang rendahan. Kita belum juga membicarakan dunia cyber.
Pertanyaan sekarang adalah Islamkah kita? Atau kita hanya mengaku beragama Islam? Ataukah kita adalah beragama Islam oleh kultur yang terbentuk secara turun-temurun oleh keluarga kita yang secara kebetulan mengecap agama Islam? Ataukah kita adalah Islam yang rasional dengan penagkapan esensi Islam secara tepat? Tentu yang kita harusnya akui adalah yang terakhir, namun sudahkah kita mengetahui Islam esensial yang indah tersebut? Dan setelah kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk menembak realitas sekarang menggunakan ‘episteme’ realitas keagamaan Rasulullah di limabelas abad yang lalu tersebut?
Tugas kita memang mencari. Mencari Islam esensial untuk menemukan metodologi yang tepat, lalu mencoba melanjutkan misi profetik kenabian untuk melakukan rekayasa sosial untuk mencapai masyarakat madani. Selamat mencari…! Wallahu a’lam Bishshawab


Vegetarian Oyster Flavoured Sauce


Diriwayatkan dalam al-'Ilal dan al-Amali dengan sanad sampai kepada al-Hassan bin Ali as, dia berkata:

Suatu waktu sekelompok orang Yahudi mendatangi Rasulullah saw seraya menanyakan kepada beliau tentang beberapa masalah. Di antaranya, mereka berkata,

"Beritahukanlah kepada kami dari Allah, untuk apakah Dia menentukan lima waktu solat atas umatmu di malam dan siang hari?"

Rasulullah saw menjawab, (sampai pada jawaban beliau),

"... solat Ashar adalah waktu yang di saat Adam memakan buah pohon (yang dia telah dilarang Allah untuk mendekatinya) itu, maka Allah mengeluarkannya dari surga, lalu Allah memerintahkan anak keturunan Adam untuk mengerjakan solat ini (Ashar) sampai Hari Kiamat, dan Dia memilihkan salat Ashar ini untuk umatku, maka solat Ashar adalah di antara solat yang paling disukai di sisi Allah 'Azza wa Jalla', dan Dia memerintahkan kepadaku untuk menjaganya di antara solat-solat itu."Adapon solat Maghrib, adalah waktu yang di dalamnya Allah menerima tobat Adam, dan jarak antara dia memakan buah pohon itu dan Allah menerima tobatnya adalah tiga ratus tahun dari hari-hari dunia; sedangkan hari-hari akhirat, seharinya adalah sama dengan seribu tahun, dari waktu solat Ashar hingga solat Isya. Oleh kerana itu, Adam mengerjakan solat Maghrib tiga rakaat, iaitu satu rakaat untuk dosanya, satu rakaat untuk dosa Hawa, dan satu rakaat untuk tobatnya. Oleh kerana itu pula, Allah 'Azza wa Jalla mewajibkan solat tiga rakaat ini (Maghrib) atas umatku."Kemudian orang Yahudi itu berkata, "Beritahukanlah kepadaku, untuk apakah dalam berwudhu harus mensucikan anggota-anggota tubuh yang empat ini, padahal ia adalah tempat-tempat yang paling bersih di tubuh?"Nabi saw menjawab, "Sebab, ketika setan membisikkan pikiran jahat kepada Adam, lalu Adam mendekati pohon itu dan memandanginya, maka hilanglah air wajahnya. Kemudian dia berdiri, dan itu adalah awal kaki yang berjalan kepada dosa, kemudian dia mengambil darinya dengan tangannya, kemudian dia mengusapnya, kemudian dia memakannya, maka beterbanganlah semua pakaian dari tubuhnya, kemudian dia meletakkan tangannya pada kepalanya seraya menangis. maka ketika Allah menerima tobatnya, Allah mewajibkan atasnya dan atas anak keturunannya berwudhu pada anggota-anggota tubuh yang empat ini. Allah memerintahkannya membasuh wajah karena dia (Adam) telah memandang pohon itu; memerintahkan membasuh kedua lengan bawah dari siku kerana dia telah mengambil darinya; dan Dia memerintahkannya untuk mengusap kedua kaki karena dia telah berjalan kepada dosa."

Kemudian orang Yahudi itu berkata,

"Beritahukanlah kepadaku, untuk apakah Allah mewajibkan puasa atas umatmu pada siang hari selama tiga puluh hari dan mewajibkan atas Adam lebih banyak dari itu?"

Nabi saw menjawab,

"Sebab, ketika Adam memakan buah pohon itu, sisa makanan itu tinggal di dalam perutnya selama tiga puluh hari, dan allah mewajibkan atas anak keturunannya tiga puluh hari lapar dan dahaga, sedangkan yang mereka makan adalah karunia dari Allah 'Azza wa Jalla kepada mereka. Sebagaimana yang diwajibkan pada Adam, allah mewajibkan atas umatku juga."

Kemudian rasulullah saw membaca (ayat ini):

[b]"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa, iaitu dalam beberapa hari yang tertentu."


52 Al-Amali, karya ash-Shaduq, hal. 159-162, dan Ilal asy-Syara'i, jil. 2, hal. 32, bab 36.Ayat tersebut adalah dari surah al-Baqarah: 183-184.

Udang, Sos, Kuey Teow serta Taugeh dan Kuchai



Bismillahirrahmanirrahim.


Assalamu’alaikum wr ‘wb.


La ila ha il Allah, MuhammadinRasulullah, ‘Ali Waliyullah.


Allahumma shali ala Muhammadin wa aali Muhammadin Shalallahu alaihi waaliih.


Ketika kulihat telah lewat pada manusia berbagai mazhab yang mengarungi lautan kesesatan dan kebodohan,


Dengan nama Allah, maka kunaiki perahu yang dapat menyelamatkan mereka adalah Ahlul Bait al-Mushtafa penutup para rasul.


Aku berpegang teguh kepada tali Allah,Kepada kepemimpinan mereka seperti yang telah diperintahkan kepada kita untuk berpegang kepada tali Allah.


Ketika umat terpecah menjadi tujuh puluh kelompok melebihi apa yang dijelaskan dalil naqli, tidak ada yang selamat dari kelompok –kelompok itu, kecuali satu kelompok, katakanlah kepadaku, kelompok yang menjadi harapan itu. Apakah keluarga Muhammad berada dalam kelompok yang akan hancur ?


Atau dalam kelompok yang berlepas diri dari mereka,


Katakanlah kepadaku jika kamu berkata, ’Dalam kelompok yang selamat,’


Maka hanya satu ucapan,


Jika kamu berkata, ‘Dalam kelompok yang akan hancur,’


Maka kamu tidak berlaku adil kerana Pemimpin kaum berasal pada mereka,


Aku rela dengan mereka, keselamatanku tidak akan hilang dibawah perlindungan mereka.


Aku rela mengangkat Ali dan keturunannya sebagai Imam.


Dan kamu berada dalam kelompok yanglain yang akan binasa.


Allamahal-Ajili,

Monday, March 2, 2009

Tanya dan tak jawab...


Siapa yang sedar akan kehidupan manusia ini adalah gelap gulita? Tidak nampak apa yang terselindung. Kita boleh lihat Allah? boleh lihat Malaikat? boleh melihat dosa dan pahala? Tak bolehkan.. namun kita wajib percaya akan semua ini disamping terus mengkaji dan akhirnya kita pasti nampak akan sebuah cahaya yang benar. Keimanan pada benda-benda yang ghaib ini adalah satu asasnya kita bergama.

Bagaimana kita harus percaya dengan benda-benda ghaib ini? Sudah tentu di dalam Kalamullah Al-Quran itu sendiri.. kerana Setiap orang islam wajib mencari setiap jawaban untuk segala permasalahan kehidupan di dalam al-quran yang tidak tertiru oleh mana-mana makhluk itu. Kalau anda pandai cubalah buatkan satu al-quran yang sama dengan al-quran tersebut. Boleh?

Dari al-quran, siapakah yang akan menerangkan makna-makna yang Allah utarakan di dalam ayat-ayat tersebut? Apakah kita boleh memahami keseluruhan isi kandungan tersebut? Hanya Nabi-nabi Allah sahajalah yang bisa menerangkan apa makna yang tersurat dan tersirat tentang ini. Nabi Muhammad yang terakhir, macam mana kita nak tau dengan jelas fasal al-Quran ini? Nabi Muhammad saww dah takde lagi, kita nak belajar kat siapa? kat ustadz-ustadz yang mana kita pon boleh jadi ustadz? kat ulamak-ulamak yang kadangkalanya mereka pon terlalai dan berdosa tidak seperti kondisi kenabian? Kat siapa yerk... Aku rasa kita kena belajar al-quran ini dari al Quran itu sendiri, iaitu al Quran yang berbicara. Kerna al Quran itu sendirilah yang paling layak menerangkan tentang dirinya. Setuju tak? Siapa al Quran yang berbicara?

Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, jika kalian berpegang pada kedua ini kalian tidak akan tersesat selamanya. Kitabullah dan itrahku. Mereka ini akan seiring tidak pernah terpisah sehingga bertemu denganku di al kautsar.-sabda rasul saww, Oh! inilah al quran yang berbicara.. mmm.. mari mari... kita ikut keluarga Rasul saww yang terpilih untuk memahami lahiriah dan bathiniah al Quran tersebut. Mereka inilah yang dikatakan di dalam al Quran orang-orang yang di beri ilmu kitab. Mereka inilah kitab mubin yang sering kita ketemukan di dalam al Quran dan mereka inilah yang menggantikan Rasul saww dan membimbingkan umat Nabi sehingga hari kiamat. Untungkan kalau kita jumpa mereka dan mengikuti mereka!
Bagaimana nak jumpa? Hari-hari pergi mesjid dengar tok guru baca kitab tak pernah sebut pon pasai mereka.. Kenapa tok guru tak sebut pasai depa? Atau pon tok guru pon taktau pasai deppa? atau mereka 'itrah' rasul ini sememangnya tak wujud? tak percaya? tapi kalau syurga dan neraka kita percaya, kenapa mereka kita tak percaya? atau memang sejarah mereka ada pihak-pihak yang cuba memadamkan dari lembaran islam? Boleh jadi ... mmm tapi mustahil tok tok guru kita nak padamkan salasilah keluarga Rasul? tapi kenapa kita tak kenal pon siapa keluarga rasul.. pasal kita takmau ambil tahu atau kita memang tak diberitahu?
Habis tu kita belajar islam sekarang dari siapa? Bukan dari keluarga rasul ker? atau dari orang lain? kalau dari orang lain tak sesatkah kita? Sebab orang lain tak seiring dengan al quran.. agak-agak sesat tak kita?
Kenapa ustadz kata selepas rasul saww, Nabi tak tunjuk sapa2 pengganti baginda? Apakah Agama Islam ni dah habis? Siapa yang nak ajarkan tentang al quran? Mana lagi pimpinan Ilahi yang bermula dengan Nabi Adam as sehingga hari kiamat? Apakah kita umat yang bijak dan lagi pandai daripada umat-umat nabi yang terdahulu? tak memerlukan pembimbing dan pimpinan Ilahi? Kalau kita salah dan masuk neraka nanti, kita nak salahkan siapa? salahkan diri sendiri sebab tak ikut al quran? kita dah ikot al quran.. kita dah solat 5 waktu tapi kenapa kita masuk neraka lagi? sebab kita ikot orang-orang yang bukan Allah pilih. atau kita boleh tanya Allah pasaipa Allah habiskan Kenabian tu pada Nabi Muhammad saww saja? lepas dia takde siapa2 pon bimbing kami. Hanya kawan-kawan rasul saww yang serupa macam kami juga. Yang dulunya sebelom islam buat benda-benda yang macam kami buat juga. Tapi bila Rasul saww datang, mereka jadi baik dan soleh. Mana adil kalau macam tu, kami pon nak dilahirkan pada zaman nabi juga! boleh ker tanya Allah macam tu? is is Allah tu maha adilkan.... dia tak biarkan para hambanya terkontang kanteng tanpa bimbingan pimpinanNya kan...
Banyak juga soalan2 yang aku tanya kat aku. hehe kenapa aku boleh tanya soalan2 macamni? sebab aku rasa Tuhan tu maha adil, dia mesti memberikan hidayahNya untuk mereka-mereka yang inginkan jawapan-jawapan. Macam mana Allah boleh bagi jawapan? hey.. dalam al quran dan ada jawapan2 untuk semua persoalan-persoalan. Kan Islamni dah lengkap. Allah dah aturkan segala-galanya sejak dari mula sampai akhir. macam mana boleh kata lepas Rasul saww takde orang yang akan ganti Nabi saww? Siapa pengganti baginda? Nabi mana? hey.. pintu kenabian telah di tutop, dan pintu para 'imam' dari keluarga Rasul saww pula dibuka untuk umat Muhammad, tak percaya? Ikot suka, bukan ramai pon orang yang nak masuk syurga, malahan berbondong-bondong orang beratur nak masuk neraka..sikit je orang yang mencari kebenaran tu kan.. betul ker?
YA ALLAH YA TUHANKU, KENALKANLAH AKU DENGAN ZAT DIRIMU, JIKA ENGKAU TIDAK KENALKAN AKU DENGAN ZAT DIRIMU MAKA AKU TIDAK MENGENALI RASULMU, YA ALLAH YA TUHANKU, KENALKANLAH AKU DENGAN RASULMU, JIKA AKU TIDAK MENGENALI RASULMU AKU TIDAK MENGENALI HUJJAHMU, YA ALLAH YA TUHANKU, KENALKANLAH AKU DENGAN HUJJAHMU, JIKA AKU TIDAK MENGENALI HUJJAHMU, MAKA AKU TERSESAT DI DALAM AGAMAKU. YA ILAHI AMEEN...

'Love Baik'


Sebatang rokok Mild Seven ku kepilkan di tangan dan kuletakkan dibibir. Aku menyalakan lighter kecil cricket bewarna hitam dan di atsnya berwarna gold. Ku sedut asap dalam-dalam, memikirkan apa yang hendakku coretkan di blog yang semakin bertambah kunjungan penggemar-penggemar blogger ini. Sudah 2 hari aku tidak melakarkan sesuatu pada ruangan posting ini kerana aku pulang ke kampung untuk berbuat sesuatu yang penting.

Aku teringatkan kata-kata seorang teman ketika aku berada di penang. Dia mengutarakan permasaalahan tentang dirinya yang ditimpa kemalangan ketika menunggang motosikal sewaktu pulang dari kerja. Dia melanggar seekor anjing di satu selekoh yang sudah beberapa kali terjadinya eksiden. Kebanyakan kejadian kemalangan di tempat tersebut berakhir dengan kematian. Dia bersyukur kerana maseh berkesempatan untuk bernafaz dan muhasabah diri. Aku mendengar dengan teliti setiap apa yang diungkapkan oleh rakanku ini.

Tiba-tiba aku mengesan sesuatu yang pernah aku pelajari. aku mengatakan pada temanku ini, dia patut berterima kaseh kepada anjing yang juga makhluk Allah ini kerna memberikan kesempatan padanya untuk sebuah pengampunan. Ini yang aku dapat berikan pendapatku untuk kejadian yang menimpanya. Tulang rusuknya patah dan dia terpaksa berehat di rumah selama beberapa ketika. Aku mengatakan padanya setiap musibah yang menimpa orang Islam itu adalah suatu pengampunan. Alhamdulillah kataku. Dia tertawa mendengar komenku dan mula memikirkannya.

Dari imam hussain as pernah bersabda, setiap sakit kecil seperti batuk, demam, selsema dan sakit-sakit kecil yang lain adalah pengubat sakit-sakit besar di dalam badan. Kita kadangkala mengeluh kenapa kita sering saja batuk, demam dan sebagainya. Sebenarnya ini adalah pencegah sakit-sakit besar seperti serangan paru-paru, luekimia dan banyak lagi sakit-sakit yang kronik boleh dihindari apabila kita mengalami sakit-sakit kecil tadi. Bersyukurkan kalau kita sering selsema dan sebagainya. Bersin juga adalah penyembuh penyakit. So, jangan merungut atau mengeluh kalau kita dihinggapi musibah-musibah ini.

Dari Imam Musa al khazim mengatakan, tidak akan mati setiap orang mukmin selagi Allah tidak membersihkan kesemua dosa mereka. oh! member ku mula tertarik dengan apa yang aku ungkapkan. Aku memulakan dengan menceritakan kategori-kategori Mukmin,mukminat, muslim dan muslimat. Orang mukmin itu boleh dikatakan mukmin hanya jika berpegang teguh pada Amirul Mukminin. Kataku. Dan jika berpaling pada wilayah Amirul Mukminin ini, maka orang yang beragama islam ini hanya layak dikategorikan sebagai muslim dan muslimat saja. Dia mengangguk2 tanda setuju. Aku meneruskan penceritaanku tentang penghapusan dosa sebelom kematian.

Allah akan mensucikan dosa orang-orang mukmin ini dengan 3 cara. Islam ini agama yang suci, tidak akan menemui kematian setiap orang mukmin sehingga kita adalah bersih dari segala dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Inilah janji Allah, kerna setiap orang mukmin itu tempatnya hanya layak di syurga Allah. Mana mungkin orang mukmin itu boleh berdosa untuk bertemu Allah! tegasku.

Cara pertama Allah akan sucikan dosa kita, apabila kita kaya, banyak harta, Allah akan jadikan kita miskin, papa kedana dan kita akan susah sesusah susahnya. kataku pada temanku tadi. Aku cakap pada dia, standbai.. kalau kaya jangan lupa bersedeqah dan juga khumus. kerna satu sedeqah yang kita hulurkan akan terbuka satu pintu rahmad Allah untuk kita. Mintaklah apa sahaja, pasti Allah akan memaqbulkan segala permintaan kita. Mintak supaya Allah tak sucikan dosa kita dengan memiskinkan kita! hehe aku buat lawak kat dia.

Cara kedua, Allah akan menimpakan penyakit kepada kita, sakit yang amat dahsyat, atau sakit yang mengenai kaum keluarga kita. Kalau ini berlaku, tandanya kematian kita sudah semakin hampir. Bersedia kataku. Dan cara yang paling ngeri, adalah dengan Allah memberikan mimpi yang amat ngeri sehinggakan kita sentiasa berada di dalam ketakutan yang amat sangat. Kita tak boleh lagi nak buat apa-apa, yang kita tau hanya nak beribadah saja. Dan kita akan mati di dalam ketakutan yang amat melampau. sanggup? tanyaku. Dia tak bagi respon apa-apa. Mukanya pucat tersenyih-senyih.

Inilah kasih sayang Ilahi pada hambaNya yang menunaikan janjinya seperti yang diungkapkan dalam surah al-ahzab ayat 72. Suatu amanat yang akan dipertanggungjawabkan suatu hari kelak di mahsyar. Kita salah seorang yang masih berpegang pada amanat tersebut. Dan Allah menjanjikan syurga buat para hambanya yang mendengar dan patuh.

Aku ambik lagi sebatang rokok dan menyalakan lighter untuk rokok yang ke 12 batang untuk hari ini. kadang-kadang aku merasakan asap rokok ini memberikan inspirasi dan idea-idea yang agak kusut dan boleh terleraikan. Namun bagi yang dah hisap tu, kurang-kurangkanlah demi kesihatan dan yang mana belom menjadi penagih rokok tu jangan cuba-cuba nak try. haram.. kata fatwa yusuf qordhowi. hehe.. salamz sejahtera untuk semua yang kukenali tak kira di mana anda semua berada. Dan salamz takziah juga buat Muhammad bin Hassan kerana kesedihan ke atas kewafatan nenenda fathimah binti Muhammad. Moga dirimu tabah di dalam mengendalikan umat. Salamz sayang dari semua orang-orang mukmin dan percepatkanlah kezuhuranmu.


ALLAHUMMASOLLI'ALA MUHAMMAD WA AALI MUHAMMAD WA 'AJJIL FARAJAHUM!





Powered By Blogger